KALAU HANYA
(Untuk Peserta Yudisium 124)
Kalau kami hanya bisa bermimpi
Kalau kami hanya bisa mengenang
Biarlah mimpi dan
kenangan itu hadir dan memperkaya bathin ini
Biarlah semua
balada yang pernah ada menjadi bagian hidup ini
Kami akan cukup bahagia memilikinya
Kalau kami hanya bisa memimpikan kalian
Kalau kami hanya bisa memandang kalian
Ijinkanlah semua
itu tetap kami lakukan
Ijinkanlah semua
itu ada dan mengisi rongga bathin yang hilang
Kami akan cukup bangga mendapatkannya
Kendati kami tidak akan mampu mewujudkannya
Walau kebahagian
itu pernah ada saat kita bersama memilikinya
Namun ketika
hadir keinginan untuk dapat memiliki kalian selamanya
Harus kami biarkan keinginan itu berlalu
Berganti dengan
mimpi-mimpi pelaga hati semata
Kalau kami hanya bisa memendam segenap rasa selama bersama
Kalau kami harus selalu berpura-pura selama bersama
Akan kami jalani semua itu dengan kebesaran jiwa
Walau harus kami penjarakan segenap raga di balik jiwa yang meronta
Karena keduanya
tidak harus pergi bersama
Dan keduanya
bukan dari zat yang sama
Kalau kami hanya bisa hadir dalam jiwa kalian di
kemudian hari
Kalau kami hanya bisa merasakan getaran dari sorot mata kalian saat ini
Akan kami terima semua ini dengan rasa syukur dan bangga
Terlebih ketika kami tahu
Betapa kalian juga hadirkan kami dalam jiwa kebersamaan
Kalau kenyataan
ini harus kita terima
Kalau
kepura-puraan selama ini harus kita jalani
Akan kami terima dan syukuri dengan bangga
Walau ketulusan
rasa saat ini telah terpidana
Dalam bentuk perpisahan demi langkah manusia
Kalau mata ini
hanya bisa memandang
Kalau bathin ini
tak mampu lagi bisa bicara
Yakinkanlah…..bahwa
kasih kami selalu ada sejak awal
mula
Bersama ...
hingga saat ini...
saat kalian hadapi jalan bebas terbentang... yang sesaat kemudian
kalian harus tentukan pilihan.
Ijinkan...kami selalu bangga atas keberhasilan kalian.
Kentingan, 17
Januari 2012